Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), Marwan Jafar mengunjungi panen raya ikan kerapu di Kampung Cipanon Desa Tanjung Jaya Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang, Selasa (12/4). Panen raya tersebut adalah hasil dari bantuan stimulan Kemendesa PDTT, yang berusaha melepaskan Pandeglang dari daerah tertinggal.
“Dari 122 daerah tertinggal di Indonesia, Pandeglang adalah salah satunya. Bantuan stimulan yang kita berikan ini, adalah bentuk komitmen kita untuk meningkatkan ekonomi di pedesaan. Agar tidak ada lagi daerah yang tertinggal,” ujarnya.
Singgih Wiranto, Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) memaparkan, bantuan yang diberikan Kemendesa PDTT di Tahun 2015 sebesar Rp 33 Miliar. Bantuan tersebut meliputi stimulan sarana pengembangan komoditas kelautan dan perikanan berupa keramba jaring apung, stimulan pengembangan usaha budidaya perikanan, memberikan dukungan berupa bantuan benih dan pakan ikan kerapu, bantuan sarana pengembangan usaha perdagangan, dan pengadaan alat angkut hasil produksi perkebunan,
“Bantuan ini bentuknya stimulan, untuk dapat meningkatkan ekonomi lokal di Pandeglang. Terutama budidaya ikan kerapu,” ujarnya.
Untuk menjaga keberlangsungan budidaya ikan kerapu tersebut menurutnya, Kemendesa PDTT akan memfasilitasi kemitraan petani yang diwadahi oleh Keramba Jaring Apung (KJA) Pandeglang dengan pihak ke tiga. Hal ini bertujuan, agar hasil panen tersebut mendapatkan harga tinggi.
“Saat ini kita sedang melakukan langkah-langkah, untuk dapat memfasilitasi kemitraan dengan pihak ketiga, agar mendapatkan harga yang wajar dan terjamin kepastian ke depannya,” ujarnya.
Di sisi lain, Ketua Asosiasi Jaring Apung Pndeglang, Ade mengungkapkan, hasil panen ikan kerapu tersebut dapat dijual dengan harga Rp 130 ribu per kilogram. Panen dilakukan 5 bulan sekali, dengan ukuran ikan 6 – 8 sentimeter, dengan berat kurang lebih 500 gram per ekor. “Benih di dapat dari Situbondo sedangkan pakan berupa ikan rucah melimpah di desa ini,” ujarnya.
Ade mengakui, bantuan Kemendesa PDTT dalam mendukung budidaya ikan kerapu di Pandeglang sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi lokal. Meski demikian, masih diperlukannya laat transportasi berupa kapal maupun perahu dan dermaga apung, sebagai pendukung transaksi perdagangan. “Selain untuk transportasi, kita juga masih memerlukan rumah jaga,” ungkapnya.
Desa Tanjung Jaya merupakan salah satu desa penyangga KEK (Kawasan Ekonomi Khusus). Menurut Ade, desa tersebut akan dikembangkan menjadi desa wisata kuliner, dengan memanfaatkan berbagai pengolahan makanan terutama ikan kerapu.
“Sekarang sudah mulai banyak wisatawan yang datang. Olahan ikan kerapu bisa kita manfaatkan untuk menjadikan desa ini sebagai desa kuliner. Dan tidak hanya ikan kerapu, kita juga akan membudidayakan lobster,” ujarnya.
Sumber: Republika
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), Marwan Jafar mengunjungi panen raya ikan kerapu di Kampung Cipanon Desa Tanjung Jaya Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang, Selasa (12/4). Panen raya tersebut adalah hasil dari bantuan stimulan Kemendesa PDTT, yang berusaha melepaskan Pandeglang dari daerah tertinggal.
“Dari 122 daerah tertinggal di Indonesia, Pandeglang adalah salah satunya. Bantuan stimulan yang kita berikan ini, adalah bentuk komitmen kita untuk meningkatkan ekonomi di pedesaan. Agar tidak ada lagi daerah yang tertinggal,” ujarnya.
Singgih Wiranto, Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) memaparkan, bantuan yang diberikan Kemendesa PDTT di Tahun 2015 sebesar Rp 33 Miliar. Bantuan tersebut meliputi stimulan sarana pengembangan komoditas kelautan dan perikanan berupa keramba jaring apung, stimulan pengembangan usaha budidaya perikanan, memberikan dukungan berupa bantuan benih dan pakan ikan kerapu, bantuan sarana pengembangan usaha perdagangan, dan pengadaan alat angkut hasil produksi perkebunan,
“Bantuan ini bentuknya stimulan, untuk dapat meningkatkan ekonomi lokal di Pandeglang. Terutama budidaya ikan kerapu,” ujarnya.
Untuk menjaga keberlangsungan budidaya ikan kerapu tersebut menurutnya, Kemendesa PDTT akan memfasilitasi kemitraan petani yang diwadahi oleh Keramba Jaring Apung (KJA) Pandeglang dengan pihak ke tiga. Hal ini bertujuan, agar hasil panen tersebut mendapatkan harga tinggi.
“Saat ini kita sedang melakukan langkah-langkah, untuk dapat memfasilitasi kemitraan dengan pihak ketiga, agar mendapatkan harga yang wajar dan terjamin kepastian ke depannya,” ujarnya.
Di sisi lain, Ketua Asosiasi Jaring Apung Pndeglang, Ade mengungkapkan, hasil panen ikan kerapu tersebut dapat dijual dengan harga Rp 130 ribu per kilogram. Panen dilakukan 5 bulan sekali, dengan ukuran ikan 6 – 8 sentimeter, dengan berat kurang lebih 500 gram per ekor. “Benih di dapat dari Situbondo sedangkan pakan berupa ikan rucah melimpah di desa ini,” ujarnya.
Ade mengakui, bantuan Kemendesa PDTT dalam mendukung budidaya ikan kerapu di Pandeglang sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi lokal. Meski demikian, masih diperlukannya laat transportasi berupa kapal maupun perahu dan dermaga apung, sebagai pendukung transaksi perdagangan. “Selain untuk transportasi, kita juga masih memerlukan rumah jaga,” ungkapnya.
Desa Tanjung Jaya merupakan salah satu desa penyangga KEK (Kawasan Ekonomi Khusus). Menurut Ade, desa tersebut akan dikembangkan menjadi desa wisata kuliner, dengan memanfaatkan berbagai pengolahan makanan terutama ikan kerapu.
“Sekarang sudah mulai banyak wisatawan yang datang. Olahan ikan kerapu bisa kita manfaatkan untuk menjadikan desa ini sebagai desa kuliner. Dan tidak hanya ikan kerapu, kita juga akan membudidayakan lobster,” ujarnya.
Sumber: Republika